Minggu, 22 Maret 2015

RATU YANG TAK PERNAH KEHILANGAN TAHTA

RATU YANG TAK PERNAH KEHILANGAN
TAHTA
Kisah tentang Cleopatra tak pernah
kehilangan pesona, meskipun ribuan tahun
telah lewat semenjak ia hidup di dunia.
Misteri tentang dirinya selalu menarik untuk
ditelisik, dan kisah-kisah cintanya tak
pernah basi untuk diungkap kembali. Saya
sudah dua kali menulis tentang Cleo, yaitu
Cleopatra, Ratu Cinta Yang (Tak) Jelita
dan Istana Cleopatra Telah Ditemukan ,
namun tetap saja tergelitik untuk menulis
kembali ketika menemukan kisah baru
tentang ratu Mesir yang luar biasa ini.
Wajah Cleopatra diketahui dari koin dan
patung yang ditemukan. Sejarahwan Romawi
menceritakan bahwa Cleopatra adalah wanita
yang buruk rupa, tetapi karena pada masa
itu Romawi adalah musuh Cleo, maka
penggambaran yang menjelek-jelekkan Cleo
mungkin agak hiperbolis. Adapun ukiran-
ukiran Mesir memperlihatkan sosok Cleo
yang lembut dan bermata indah. Seperti
apapun wajah Cleo yang sesungguhnya, ia
adalah seorang wanita yang sangat
menawan, cerdas luar biasa, dan memiliki
kharisma kuat. Cleopatra juga diceritakan
menguasai sembilan bahasa.
Sosok Cleopatra dalam patung Romawi (kiri),
ukiran Mesir yang menggambarkan wajahnya
(tengah) dan patung Cleopatra di Mesir (kanan)
Cleopatra sangat cerdas dan memiliki
kepribadian kuat. Ia adalah keturunan
Ptolemy yang berdarah Yunani, dan berasal
dari Macedonia. Ia berhasil bertahan dalam
keluarga, dimana kakak beradik siap saling
membunuh untuk meraih kekuasaan.
Cleopatra adalah nama Macedonianya,
sedangkan nama takhta Mesirnya adalah
Netjeret Mer-it-es yang berarti ‘dewi
kesayangan ayahnya’.
Cleopatra dinobatkan menjadi ratu pada usia
18 tahun. Ia menikahi adiknya yang baru
berusia 12 tahun, yang kemudian menjadi
raja. Praktek incest (menikahi saudara
kandung) merupakan kebiasaan pada masa
itu dalam budaya Mesir, karena sebagai
Pharaoh mereka dianggap keturunan dewa,
dan hanya sesama dewa yang boleh menikah.
Sewaktu naik takhta, Cleo menerima simbol
pharaoh, yaitu tongkat keemasan, cemeti,
dan tongkat kerajaan. Ia mengenakan jubah
linen dan pakaian kulit resmi. Pita emas
yang disebut uraeus melingkar di kepalanya,
memperlihatkan ular kobra – ular penjaga
bangsa Mesir.
Ukiran yang menggambarkan penobatan
Cleopatra menjadi Ratu Mesir
Untuk mengukuhkan posisinya di mata
rakyat Mesir, Cleo menyebut dirinya sebagai
putri dewa paling berkuasa, yaitu Dewa
Matahari atau Amun Ra. Ia sendiri memiliki
dewi pelindung pribadi, yaitu Isis. Orang
Mesir melihat Dewi Isis sebagai dewi baik
yang mencintai semua makhluk. Para
pharaoh menganggapnya ibu sejati mereka.
Pada upacara-upacara ritual, Cleopatra
seringkali memerankan dirinya sendiri
sebagai Dewi Isis, pelindung seluruh rakyat
Mesir.
Isis, dewi pelindung Cleopatra (kiri) dan kuil
untuk para dewa (kanan)
Istana Cleopatra terdapat di Alexandria,
sebuah kota pelabuhan yang sibuk di Laut
Tengah. Untuk memberi arah pada para
pelaut yang akan berlabuh, Ptolemy II
(pharaoh pendahulu Cleopatra) membangun
mercusuar Pharos pada abad ke 3 SM.
Mercusuar ini tingginya lebih dari 100 meter,
dikelilingi taman, dan pada puncaknya
terdapat patung Dewa Zeus yang berputar di
atas api suar yang menyala.
Alexandria adalah kota yang sangat indah.
Jalan besar utama, disebut Canopic,
membentang dari timur ke barat selebar 30
meter, dengan pohon-pohon palem berderet
di kanan kirinya. Di sebelah utara berdiri
istana dan Museion, tempat para seniman
dan pelajar berkumpul. Di bawahnya
terdapat makam Alexander Agung, pendiri
kota Alexandria, dan makam semua keluarga
Ptolemy. Di bagian selatan berdiri kuil-kuil
yang sangat indah. Alexandria juga memiliki
Perpustakaan Bibliotheca Alexandrina yang
sangat besar, dengan lebih dari 100.000
gulungan lontar, salinan hampir seluruh
buku di dunia pada masa itu.
Perpustakaan Alexandria zaman dulu. Kini
sudah dibangun menjadi perpustakaan modern
dan merupakan salah satu perpustakaan
terlengkap di dunia.
Istana Cleopatra menghadap ke pelabuhan
Alexandria. Bangunan putih dengan pilar-
pilar tinggi yang berderet, dikelilingi taman
yang indah dan semerbak wangi. Pada siang
hari yang panas, Cleo suka berjalan-jalan di
sepanjang jalan setapak yang dinaungi
bayangan pohon, dan semilir oleh angin
yang berhembus. Ia betah berlama-lama
duduk di halaman kuil dengan dikelilingi
burung-burung meraknya yang indah, air
mancur yang eksotis, dan kolam dengan
bunga teratai biru dan putih.
Cleo juga memiliki kebun binatang dengan
koleksi hewan-hewan langka seperti singa,
macan, leopard, gajah, dan beruang. Koleksi
tersebut adalah hadiah dari raja-raja kaya
Afrika dan dari kerajaan-kerajaan di Timur.
Binatang-binatang tersebut dipelihara di
sekeliling taman istana, diberi rantai emas
dan didandani dengan permata serta pakaian
indah.
Cleopatra bersantai di taman istana bersama
dayang-dayangnya
Seperti wanita modern, Cleo pun suka tampil
cantik sepanjang waktu. Ia menggunakan
beragam tata rias dan wig (rambut palsu).
Kosmetik Cleo terbuat dari tumbuh-
tumbuhan dan mineral, seperti bijih
tembaga dan bijih timah yang dicampur air.
Mireal abu-abu yang disebut Galena digerus
untuk menghitamkan mata, sementara oksida
besi menjadikan warna kuning kecoklatan
pada bibir dan pipi. Untuk parfumnya, Cleo
menggunakan minyak kayu cedar atau kayu
manis, madu, dan dupa yang beraroma
manis. Cleo juga suka menikmati mandi
rempah, mandi lumpur dan mandi susu. Dia
sering di massage oleh dayang-dayangnya,
kemudian kuku jari tangan dan kakinya
dihias dengan pewarna henna.
Cleopatra merawat kecantikannya dengan
dibantu para dayang-dayang
Pada masa itu, kekaisaran Romawi sangat
berambisi untuk menguasai Mesir, negeri
yang kaya dan subur. Cleopatra, sang ratu
Mesir, berupaya dengan segala cara untuk
melindungi Mesir dari penguasaan Romawi.
Karena tahu tentara Mesir tidak akan mampu
melawan tentara Romawi, maka Cleo
mendekati jenderal pemimpin Romawi, Julius
Caesar. Caesar terpikat dan jatuh cinta
setengah mati kepada Cleo. Ia menikahi Cleo,
meskipun sesungguhnya ia sudah punya
isteri di Romawi bernama Calpurnia. Karena
cinta dan kekagumannya kepada Cleo,
Caesar membiarkan Cleo tetap menjadi ratu
di negerinya sendiri.
Setelah terbunuhnya Caesar oleh Senat
Romawi, Cleo merasa harus mencari
pelindung lain agar ia bisa tetap menjadi
ratu di Mesir. Pilihannya jatuh pada Mark
Antony, teman dan letnan Julius Caesar.
Antony adalah kapten pasukan kavaleri.
Dialah yang mengontrol seluruh wilayah
Mediterania.
Ketika tahu Antony akan datang
menemuinya, Cleo mempersiapkan
penyambutan yang istimewa, yang tidak
akan pernah dilupakan oleh Antony. Kapal
kerajaan dilapisi emas, sehingga akan
berkilauan bila terkena sinar matahari. Layar
berwarna ungu terbuat dari sutera dan telah
direndam dalam wangi-wangian sehingga
angin menghembuskan aroma wangi
sepanjang aliran sungai. Dayung berkilau
perak menggerakkan kapal, sementara para
pendayung bergerak seirama suara flute.
Cleo sendiri duduk di atas takhta dengan
penutup tirai berkibar-kibar bagaikan awan
emas. Beberapa anak lelaki yang berdandan
bagai Cupid, Sang Dewa Asmara,
mengipasinya dengan bulu-bulu burung
merak. Dayang-dayang duduk di sekitarnya,
berperan sebagai peri yang disebut Grace
dan Neried, menaburkan kelopak mawar dan
siap menawarkan kembang gula di jemari
mereka yang lentik.
Cleopatra dalam kapal mewahnya menyambut
kedatangan Mark Antony
Sebagaimana Julius Caesar, Mark Antony pun
bertekuk lutut di hadapan Cleopatra. Ia
menjadi kekasih Ratu Mesir itu, dan lebih
suka tinggal di istana Cleo daripada
mengurusi pasukannya dan berperang
menaklukkan jajahan baru. Pewaris Caesar,
Octavianus, sangat marah, dan bersama
tentara Romawi berniat menyerang Cleopatra
dan Antony di Mesir. Antony kalah dalam
peperangan di Actium, dan akhirnya
memutuskan untuk bunuh diri.
Setelah kematian Antony, Cleo merasa tidak
akan mampu mempertahankan Mesir dari
gempuran Octavianus. Ia tidak sanggup
melihat negeri yang dicintainya bakal
dihancurkan Romawi. Ia juga tidak sudi
dijadikan tawanan oleh Octavianus dan
diarak dalam kehinaan di hadapan rakyatnya
sendiri. Maka ketika pasukan Romawi tiba di
Mesir, Cleo mengakhiri hidupnya dengan
membiarkan ular Asp yang sangat beracun
menggigit tubuhnya.
Cleopatra mempersiapkan kematiannya dengan
anggun dan penuh martabat
Cleopatra meninggal dengan mahkota masih
berada di atas kepalanya. Ia tak pernah
kehilangan takhtanya. Ia lebih suka mati
daripada jatuh ke tangan lelaki yang akan
menghina dan merenggut keratuan dari
dirinya.
Cleopatra, wanita yang berani, cerdas, dan
keras hati. Patutlah jika legenda tentang
dirinya tak lekang sepanjang masa.

Yuhu

#BBMme PIN: 5179715C www.pin.bbm.com/5179715C